Header Ads

Unik, Siklus Kehidupan Pulang Pergi Penyu Antara Kalifornia dan Papua

BERASTAGI ONLINE --  Taman Pesisir Jeen Womom, yang meliputi wilayah Pantai Jamursba Medi (Jeen Yessa) dan Pantai Warmon (Jeen Syuab), di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, menjadi satu-satunya tempat bertelur rutin penyu belimbing atau Dermochelys coriaceadi di Indonesia. World Wide Fund for Nature (WWF) mencatat, sepanjang 2017, sebanyak 1.240 sarang penyu belimbing ditemukan di pesisir tersebut.

Peneliti penyu senior Ida Bagus Windia Adnyana dari Universitas Udayana saat dihubungi Tempo pada Jumat, 18 Mei 2018, mengatakan jumlah itu tercatat menjadi salah satu yang terbesar di dunia. “Jeen Womom menjadi habitat dan tempat bertelur penyu jenis belimbing terbesar bersanding dengan Papua New Guinea dan Costarica,” katanya.

Penyu Belimbing yang ditemukan di pesisir Jeen Womom hanya yang berjenis kelamin betina dan berusia 15-30 tahun. Sepanjang tahun lalu, 281 ekor mendarat di sana untuk menetaskan tukik-tukiknya.

Penyu belimbing lantas akan kembali ke perairan Samudra Pasifik dan berenang sampai perairan California, tepatnya di Pantai Monterey, untuk memburu ubur-ubur jelly blubber atau Catostylus mosaicus. Ubur-ubur itu adalah makanan utamanya.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tambrauw Linderd Rouw mengatakan penyu belimbing di perairan California akan membantu mengontrol lonjakan populasi ubur-ubur yang kini menguasai laut California itu. “Karenanya, orang California cukup konsentrasi menjaga kelangsungan hidup penyu belimbing karena kalau punah, lonjakan populasi ubur-ubur tidak terkontrol,” katanya saat ditemui di Distrik Sausapor, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, Rabu, 16 Mei 2018.Rombongan Dinas Perikanan Kabupaten Tambrauw memantau tempat habitat penyu bertelur di Pantai Jeen Womom, Tambrauw, Papua Barat. Tempo/Francisca Christy Rosana)

Setelah makan dan bereproduksi, penyu belimbing akan berenang kembali mengikuti arus menuju Pantai Jeen Womom. Mereka berenang kira-kira 6 bulan untuk sampai ke perairan Papua Barat. Dalam perjalanannya, penyu itu akan mampir ke feeding ground atau tempat mencari makan. Salah satu feeding ground berada di Pulau Kei, Maluku Tenggara.

Sesampainya di Jeen Womom, penyu belimbing bakal berputar-putar mencari tempat untuk bertelur. Konon, Jeen Womom dipilih karena memiliki kualitas pasir yang lembut dan cocok untuk penetasan tukik penyu belimbing. Dalam proses bertelur, penyu akan menggali lubang sedalam 1 meter.

Sekali bertelur, telur penyu belimbing berjumlah lebih-kurang 80 butir. Tukik akan menetas setelah 60 hari.

Secara umum, penyu belimbing memiliki ciri-ciri yang unik. Penyu tersebut berukuran paling besar dibanding penyu jenis lainnya. Panjang lengkungan punggungnya sekitar 1,2-2,4 meter. Penyu ini juga merupakan penyu satu-satunya yang tidak memiliki karapas keras. Sedangkan bentuk punggungnya menyerupai belimbing yang memiliki uliran tajam.

Rahang penyu sangat lunak. Inilah yang membuat penyu harus menyantap makanan yang juga lunak, seperti ubur-ubur.

Dari telurnya, penyu belimbing memiliki telur abnormal. Artinya, penyu tidak memiliki kuning telur. Sementara itu, ukuran telur penyu ini sebesar bola tenis.

Telur penyu belimbing menjadi incaran utama predator darat. Manusia, babi, dan anjing hutan menjadi ancaman terbesar punahnya penyu belimbing dan tukik-tukiknya. Sedangkan ancaman lainnya ialah abrasi.

Selain penyu belimbing, Jeen Womom menjadi tempat bertelur penyu jenis lain. Di antaranya penyu hijau, penyu sisik, dan penyu lekang.

Di Indonesia, penyu belimbing pernah bertelur di sejumlah tempat. Misalnya di Aceh dan Jember, Jawa Timur. Namun tidak terprediksi jumlahnya dan tidak rutin.

“Bisa jadi mereka hanya terbawa arus karena penyu berenang mengikuti arus,” ujar Ida Bagus Windia Adnyana. Jumlah penyu belimbing di Aceh tak sampai 10 persen. Itu pun tak dapat diprediksi selalu ada. (sumber)
Powered by Blogger.