Header Ads

Harapan Baru Rekonstruksi Suriah Pasca Perang


Harapan akan masa depan Suriah mulai bersemi di tengah puing-puing kehancuran akibat perang panjang yang melanda negara itu selama lebih dari satu dekade. Dalam sebuah pernyataan di Berlin, Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, menegaskan pentingnya kerja sama internasional untuk menciptakan kondisi ideal demi membangun kembali Suriah yang aman dan stabil. Ia juga menyoroti upaya serius pemerintah Suriah dalam merestorasi negara yang merdeka dan menjamin hak seluruh warganya.

Langkah diplomasi ini membuka ruang bagi para diaspora Suriah di berbagai belahan dunia, khususnya para pengusaha sukses, untuk kembali menanamkan modal dan keterampilan mereka di tanah air. Selama perang berlangsung, ribuan pengusaha Suriah memilih bermigrasi ke Turki, UEA, Eropa, hingga Kanada. Mereka membangun kerajaan bisnis di bidang tekstil, konstruksi, IT, dan perdagangan. Kini saatnya bagi mereka untuk turut ambil bagian dalam proses rekonstruksi nasional.

Suriah tak hanya membutuhkan pembangunan fisik berupa infrastruktur jalan, jembatan, dan perumahan. Negara ini juga harus memulai lompatan ekonomi yang progresif dengan masuk ke sektor-sektor strategis global. Salah satunya adalah transisi ke mobil listrik yang kian menjadi standar industri otomotif dunia. Penguasaan teknologi kendaraan ramah lingkungan akan menjadi peluang Suriah untuk membangun industri otomotif nasional.

Selain itu, isu ketahanan energi menjadi hal mendesak. Selama perang, pasokan listrik dan bahan bakar sering kali terputus akibat sabotase dan kerusakan fasilitas. Suriah perlu mengembangkan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan biogas. Dengan potensi geografis yang luas dan sinar matahari melimpah, negara ini sebenarnya sangat cocok untuk menjadi salah satu produsen energi alternatif di kawasan.

Kedaulatan pangan pun harus menjadi prioritas. Pertanian Suriah yang dahulu dikenal subur, hancur akibat konflik. Pemerintah dan sektor swasta perlu membangun kembali irigasi, peternakan, dan pertanian modern berbasis teknologi cerdas. Swasembada pangan bukan saja menjadi solusi bagi kebutuhan domestik, tapi juga peluang ekspor ke negara tetangga.

Selain pertanian, sektor IT dan pengembangan kecerdasan buatan (AI) di Suriah memiliki potensi besar. Banyak anak muda Suriah yang terampil dalam pemrograman dan teknologi digital. Jika diberi dukungan pendidikan dan fasilitas, Suriah bisa menjadi basis startup dan pengembang AI di Timur Tengah, menyusul jejak negara seperti UEA dan Mesir.

Industri alat berat dan perkapalan juga menjadi sektor yang perlu dibangkitkan. Suriah memiliki pelabuhan strategis di Tartus dan Latakia yang bisa dikembangkan menjadi pusat logistik regional. Dengan membangun galangan kapal dan industri perkapalan nasional, Suriah bisa mengurangi ketergantungan terhadap armada asing sekaligus membuka lapangan kerja luas.

Pemerintah Suriah bersama mitra internasional seperti Jerman dan Yordania kini membuka jalur dialog untuk membangun Dewan Kerja Sama Ekonomi. Forum ini diharapkan bisa menjadi jembatan antara pengusaha diaspora, negara mitra, dan pemerintah lokal dalam merumuskan skema investasi dan proyek strategis rekonstruksi.

Pembangunan perumahan rakyat skala besar menjadi prioritas, mengingat jutaan warga kehilangan tempat tinggal. Program rumah subsidi, apartemen menengah, dan pemukiman berbasis komunitas menjadi langkah strategis untuk memulihkan kehidupan sosial warga Suriah. Sektor properti bisa menjadi motor awal kebangkitan ekonomi nasional.

Di bidang pendidikan, Suriah perlu membangun kembali sekolah dan universitas yang rusak. Selain itu, penguatan kurikulum teknologi, bisnis, dan kedokteran sangat penting agar generasi muda Suriah mampu berkontribusi dalam pembangunan negeri yang baru. Beasiswa untuk pelajar di luar negeri juga harus ditingkatkan demi membentuk SDM unggul.

Investasi di bidang farmasi dan alat kesehatan menjadi peluang emas. Perang yang berkepanjangan membuat kebutuhan alat medis dan obat-obatan sangat tinggi. Pengusaha lokal dan diaspora bisa membangun pabrik farmasi dan rumah sakit modern untuk memenuhi kebutuhan nasional dan regional.

Industri pariwisata juga perlu digerakkan kembali. Suriah memiliki warisan sejarah dan budaya yang luar biasa. Situs-situs seperti Palmyra, Krak des Chevaliers, dan Damaskus Tua bisa kembali menjadi destinasi utama jika situasi keamanan membaik. Pengembangan wisata medis dan wisata religi bisa menjadi daya tarik baru di kawasan.

Pemerintah juga perlu mereformasi sistem keuangan, memperbaiki regulasi perbankan dan memfasilitasi kemudahan investasi. Perizinan bisnis yang cepat dan transparan akan menarik minat pengusaha diaspora untuk kembali menanamkan modal.

Peluang Suriah membangun pabrik kendaraan listrik dan baterai domestik bisa menjadi game changer kawasan. Dengan dukungan teknologi dari mitra seperti Yordania, Turkiye dan bahkan Jerman, proyek ini bisa mempercepat industrialisasi Suriah dalam sektor otomotif masa depan.

Proyek rel kereta cepat yang menghubungkan kota-kota utama Suriah dengan negara tetangga seperti Irak dan Lebanon akan membuka jalur logistik dan perdagangan baru. Inisiatif ini bisa menghidupkan kembali jalur sutra modern di Timur Tengah.

Sektor tekstil yang dulu menjadi primadona ekspor Suriah juga harus direvitalisasi. Pabrik tekstil modern, dengan mesin otomatis dan sistem digitalisasi produksi, bisa menjadi penggerak ekonomi domestik dan ekspor ke pasar Eropa.

Tak kalah penting, industri kreatif dan media digital perlu didorong. Film, animasi, hingga konten edukatif berbasis digital bisa menjadi produk ekspor budaya dan media propaganda positif untuk memperbaiki citra Suriah di mata dunia.

Kesempatan ini adalah momentum bagi seluruh rakyat Suriah untuk kembali merebut kendali atas nasib bangsanya. Dukungan diaspora, pengusaha, akademisi, dan komunitas internasional dibutuhkan demi membangun Suriah yang mandiri, maju, dan bermartabat di tengah komunitas dunia.

Pernyataan Ayman Safadi di Berlin bisa menjadi awal dari babak baru bagi Suriah. Sebuah harapan bahwa perang bukan akhir dari segalanya, dan bahwa bangsa yang hancur sekalipun bisa bangkit lebih kuat asalkan bersatu dan berani mengambil langkah berani.

Powered by Blogger.