Header Ads

Berbagai Tantangan dalam Program Antariksa Iran

Perang bayangan antara Iran dan Israel bukanlah babak baru dalam dinamika geopolitik Timur Tengah. Sejak Revolusi Islam 1979, kedua negara terlibat dalam perseteruan terbuka maupun diam-diam, melibatkan spionase, sabotase, dan operasi intelijen lintas wilayah. Kini, di tengah ketegangan terbaru, perhatian mulai tertuju pada potensi sabotase Israel terhadap program antariksa Iran yang sejak lama menjadi ambisi strategis Republik Islam tersebut.

Iran sejak awal dekade 2000-an gencar mengembangkan program luar angkasa sebagai simbol kemajuan teknologi nasional. Pada 2013, Presiden Mahmoud Ahmadinejad bahkan secara terbuka menyatakan kesediaannya menjadi manusia pertama Iran yang dikirim ke luar angkasa. Pernyataan itu disampaikan saat peluncuran dua satelit buatan dalam negeri, Nahid dan Zohreh, yang dirancang untuk orbit rendah dan orbit geostasioner.

Misi antariksa Iran memang kerap membuat resah Barat dan Israel. Sebab, teknologi peluncuran satelit memiliki kesamaan dengan teknologi rudal balistik jarak jauh. Pihak Barat dan Tel Aviv khawatir bahwa pengembangan roket luar angkasa Iran dapat disalahgunakan untuk membawa hulu ledak nuklir ke jarak ribuan kilometer, sebuah potensi ancaman langsung bagi wilayah Israel.

Kecurigaan ini bukan tanpa dasar. Pada Agustus 2023 lalu, Iran secara resmi menuduh Israel berupaya menyabotase program misilnya melalui penyelundupan suku cadang asing berkualitas rendah yang dipasangi sirkuit peledak tersembunyi. Operasi ini disebut sebagai salah satu upaya sabotase terbesar yang pernah digagalkan aparat Iran. Suku cadang tersebut dikabarkan tak hanya ditujukan untuk misil, tetapi juga bisa disusupkan ke perangkat antariksa.

Sejumlah laporan media Timur Tengah menyebut bahwa sabotase terhadap program antariksa Iran sudah dilakukan sejak masa Shah hingga pemerintahan revolusioner saat ini. Israel diduga aktif memantau dan menghambat peluncuran satelit Iran, baik melalui operasi intelijen, peretasan sistem kendali, maupun sabotase fisik terhadap komponen yang diimpor. Mirip kasus bom pager di Lebanon tahun lalu.

Program satelit Iran pernah mengalami beberapa kegagalan misterius. Pada 2019, ledakan besar terjadi di lokasi peluncuran satelit Simorgh di Semnan tanpa penjelasan teknis yang jelas. Banyak analis Barat meyakini insiden tersebut merupakan hasil operasi sabotase yang dirancang untuk menghambat kemampuan Iran mencapai orbit luar angkasa.

Iran sendiri membantah keras tuduhan pengembangan teknologi antariksa untuk kepentingan militer. Pemerintah Tehran menegaskan bahwa seluruh proyek luar angkasa mereka ditujukan untuk kepentingan damai, seperti komunikasi, observasi cuaca, dan riset ilmiah. Namun, embargo internasional dan sanksi yang diberlakukan sejak 2007 telah membuat Iran kesulitan memperoleh komponen berkualitas.

Di sinilah celah yang dimanfaatkan Israel. Dengan mengendalikan jalur distribusi suku cadang internasional, agen-agen Mossad diduga menyusupkan komponen palsu atau bermasalah ke dalam rantai pasok Iran. Skenario ini dipercaya telah beberapa kali menggagalkan peluncuran satelit Iran dan memperlambat program antariksa negeri itu.

Pada puncaknya, proyek peluncuran satelit komunikasi Zohreh yang direncanakan Iran untuk orbit geostasioner hingga kini tak kunjung terealisasi. Proyek ini sempat digembar-gemborkan sebagai lompatan strategis Iran di bidang teknologi luar angkasa, namun terhambat berbagai kendala teknis yang mencurigakan. Dugaan sabotase Israel kembali mencuat ke permukaan.

Sementara itu, Iran juga menghadapi kesulitan akibat embargo Dewan Keamanan PBB yang melarang ekspor teknologi nuklir dan luar angkasa ke negara tersebut. Kondisi ini memaksa Tehran merakit banyak komponen secara lokal, meskipun masih harus mengimpor sejumlah peralatan penting dari pasar gelap, yang rentan disusupi agen asing.

Pejabat pertahanan Iran menyatakan bahwa pihaknya terus meningkatkan langkah pengamanan terhadap fasilitas antariksa dan laboratorium riset teknologi tinggi. Operasi kontra-intelijen gencar dilakukan untuk mencegah infiltrasi agen asing ke dalam jaringan ilmuwan dan teknisi antariksa mereka.

Meski demikian, upaya sabotase terhadap program antariksa Iran diyakini tidak akan berhenti. Sebab, penguasaan teknologi luar angkasa bagi Iran bukan sekadar soal prestise ilmiah, tetapi bagian dari strategi keamanan nasional menghadapi dominasi Israel dan Barat di kawasan.

Israel sendiri tak pernah mengomentari secara resmi tuduhan sabotase terhadap Iran. Namun, dalam sejumlah pernyataan pejabat keamanannya, Tel Aviv menegaskan tidak akan membiarkan Iran memiliki kemampuan peluncuran misil jarak jauh, termasuk melalui proyek antariksa yang bersifat dual-use.

Sejumlah pakar menilai bahwa sabotase program antariksa Iran merupakan kelanjutan dari perang asimetris yang telah berlangsung puluhan tahun. Sejak revolusi 1979, Israel memang secara sistematis menargetkan proyek strategis Iran, mulai dari fasilitas nuklir, sistem rudal, hingga kini proyek luar angkasa.

Dari perspektif geopolitik, keberhasilan Iran menguasai teknologi satelit akan memperluas jangkauan intelijen dan sistem pengawasan mereka di kawasan, sesuatu yang sangat dikhawatirkan Israel. Terlebih di saat hubungan Iran dengan kekuatan global seperti Rusia dan Cina kian menguat.

Kini, di tengah konflik terbuka Iran-Israel yang kembali memanas, dugaan sabotase terhadap proyek luar angkasa Iran menjadi perhatian penting. Kegagalan peluncuran atau insiden di fasilitas antariksa Iran dalam waktu dekat dipastikan akan kembali memunculkan kecurigaan publik terhadap peran intelijen Israel.

Situasi ini mempertegas bahwa perang Iran-Israel tidak hanya terjadi di medan tempur dan udara, tetapi juga di laboratorium riset, peluncuran satelit, hingga di pasar gelap komponen teknologi tinggi dunia. Sabotase teknologi antariksa Iran menjadi bagian dari perang senyap yang sudah berlangsung selama empat dekade.

Hingga kini, pemerintah Iran menyatakan komitmennya untuk tetap melanjutkan program antariksa meskipun menghadapi ancaman sabotase. Dalam pernyataan resminya, Kementerian Pertahanan Iran menyebut bahwa serangan intelijen asing hanya akan menambah semangat para ilmuwan mereka untuk mewujudkan impian menaklukkan orbit luar angkasa atas nama bangsa Iran.

Dibuat oleh AI
Powered by Blogger.