Header Ads

Unik, Fenomena 'Aron' Buruh Tani Pencari Kerja di Berastagi

BERASTAGI ONLINE -- Ratusan aron atau buruh tani harian, setiap harinya menjajakan tenaga mereka di pusat kota Berastagi, Kabupaten Karo. Seperti terlihat Selasa (3/4/2018) pagi, para buruh yang biasanya dipekerjakan pemilik ladang itu menawarkan jasa mereka untuk bekerja. Para aron yang terdiri dari berbagai golongan usia, baik pria dan wanita itu, setiap paginya menanti pemilik ladang yang berniat memakai jasa mereka. Pekerja keras tersebut kebanyakan berasal dari berbagai suku itu datang mengadu nasib ke wilayah pertanian di daerah kaki Gunung Sibayak.

“Setiap pagi kami menunggu pemilik ladang untuk bekerja. Kami biasanya dibawa dengan mobil terbuka,” sebut seorang pria asal Nias bermarga Zebua kepada Metro24Jam di Jalan Jamin Ginting, Berastagi. Menurut Zebua, perkerjaan mereka di ladang pertanian tersebut, biasanya membersihkan perladangan dari rerumputan atau mengemburkan tanah.

“Kalau masuk masa panen, kami juga dipekerjakan untuk cara memetik hasil perladangannya,” sambung Zebua. Sementara itu, Tiur br Simanjutak, salah seorang aron wanita mengakui, upah di per ladangan bervariasi. Kalau hanya membersihkan perladangan, mereka biasanya diberi upah mulai dari Rp85 sampai Rp100 ribu per hari.

Semua itu tergantung kesepakatan dengan pemilik ladang. “Tapi, kalau masa panen, upah kami naik. Bisa sampai Rp150 hingga Rp250 ribu per hari, karena jam kerjanya bertambah. Kalau hanya membersihkan ladang, kami memulai kerja dari jam 09.00 wib, sementara rehat makan dari jam 13.00 Wib sampai 14:00 wib, lalu pulang jam 17.00 wib,” bebernya. Masih menurut Tiur, pada masa panen, mereka bisa bekerja selama 9 hingga 10 jam per hari. Bahkan, waktu istirahat makan tidak selama seperti saat hanya membersihkan ladang.

“Karena, kami harus kejar target untuk buah dan sayur-mayur hasil ladang yang akan dijual secepat mungkin ke pasaran,” sebutnya. Lebih lanjut dikatakan Tiur, dia beserta suaminya merantau ke Berastagi sudah selama satu tahun. Selama bekerja sebagai aron, mereka akan menerima upah langsung, begitu selesai kerja di sore hari. “Pekerjaan buruh ladang kami lakoni selama ini untuk menghidupi ketiga anak kami yang masih kecil,” pungkasnya. (sumber)
Powered by Blogger.