Header Ads

Bukit Lawang Dipinggirkan (?)

Sabtu, 22 Maret 2008 00:00 WIB
Rasanya Kurang Pas, Tanpa Bukitlawang
*Visit Indonesia Year 2008

WASPADA Online

Sumut merupakan salah satu tujuan wisata unggulan (DPU) dalam Tahun Kunjungan Wisata Indonesia atau Visit Indonesia Year (VIY) 2008 yang memprioritaskan Danau Toba, Tanah Karo dan Nias Selatan sebagai Idol Sumatera Utara.

Sahyen, 27, salah seorang petugas guide anggota HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) cabang Langkat mengungkapkan rasa kecewanya karena kawasan Bukitlawang yang sejak lama tersohor di manca negara itu tidak diprioritaskan dalam Visit Indonesia Year tahun ini.

Walau begitu, aku Sahyen yang bergelut sebagai guide sejak tujuh tahun terakhir ini, para wisatawan asing atau turis bule banyak juga yang datang berkunjung ke Bukitlawang. Umumnya para wisatawan asing bila sudah tiba di Sumatera Utara, rasanya kurang pas, tanpa Bukitlawang.

Mereka mengaku mengenal kawasan wisata ini, jauh hari sebelum terjadinya bencana banjir bandang Bukitlawang, (2 November 2003) melalui promosi lewat internet maupun travel di luar negeri. Bahkan, keinginan untuk datang melihat langsung Bukit Lawang pasca bencana bertambah besar, ujar Sahyen yang akrab dengan panggilan Yen itu menjelaskan di sela-sela kesibukannya memandu sepasang turis asing di kawasan wisata Bukitlawang, Kec. Bohorok, Langkat, pekan lalu.

Para wisatawan asing yang datang ke Bukitlawang selain menikmati keindahan panorama hutan tropis dengan flora dan faunanya saat melakukan penjelajahan kawasan hutan (tracking), juga melihat dari dekat keberadaan orang utan (ponggo pygmaeus) di Pusat Rehabilitasi Orang Utan di Bukitlawang.

Menyinggung aktifitas para pemandu wisata anggota PHI di Bukitlawang yang jumlahnya sekitar seratusan orang itu, Yen mengemukakan keyakinan dan harapannya agar Bukitlawang kembali dibanjiri turis asing.

Kalau mereka banyak yang datang tentu kami peroleh rezeki untuk kebutuhan hidup, ujar Yen sambil menjelaskan upah yang mereka peroleh ketika memandu turis asing yang melakukan tracking menyusuri hutan dari Bukitlawang ke Blangkejeren, Gayo Lues sudah dihitung dengan mata uang eropa yaitu Euro.

Kawasan wisata Bukitlawang sekira tahun 1995 pernah mengalami masa jayanya, ketika itu tercatat kunjungan wisatawan mancanegara sejumlah 21.577 orang. Tahun pertama pasca bencana bandang (2004) jumlah kunjungan wisatawan mancanegara merosot drastis menjadi 1.051 orang. tahun 2005 kunjungan wisman meningkat menjadi 1.831 orang , Tahun 2006 tercatat 2.069 orang dan tahun 2007 tercatat kunjungan wisatawan asing sejumlah 3.042 orang.

Sejak Januari hingga Februari 2008, jumlah kunjungan wisatawan asing sudah lebih dari 300 orang, kata Wargi salah seorang petugas di Visitor Centre Bukitlawang menjelaskan.
Powered by Blogger.